Legenda Si Buncireung Dan Situ Sanghyang Di Kab;Tasikmalaya


Legenda Si Buncireung Dan Situ Sanghyang Di Kab;Tasikmalaya Situ Sanghyang di Desa Cilolohan Kec;Tanjungjaya Kab;Tasikmalaya Tersiarkan dari legenda ini (Terceritakan) ; Bahwa di sebuah lembah nun jauh di sana ada sebuah tempat yang penduduknya terkenal “Pada” Pelit (Buntutkasiran) dan Kepelitan Warga tersebut telah jadi sebuah hal yang biasa dan telah jadi Regim Pelit .

 **************************************************************

 Hingga pada suatu hari yang sangat terik panas matahari di lembah itu tersinggahi seorang Bocah yang punya penampilan berbeda dari anak-anak lainnya di lembah itu pada umumnya. Seorang Bocah yang hadir di tengah-tengah Perkampungan di lembah itu tidak banyak di ketahui oleh Warga setempat , Hanya saja seorang warga dari daerah yang terkenal mempunyai tabiat buruk “Track Record Pelitnya” itu sempat memperhatikan tampilan Bocah berumuran Sekitar umuran Anak 8 Tahunan itu , badannya (Bocah tersebut) kelihatan rada Hitam dengan perawakan yang sedikit gempal dan bajunya yang dia kenakan tidak memakai kancing depannya jadi perutnya Bocah itu terlihat terbuka dan ada yang beda dengan perutnya yang menyembul dan sedikit buncit . “Hai lagi apa kau di sana Buncireung,,!” Salah seorang Warga yang dari tadi memperhatikan Bocah itu sempat menghardik Bocah yang punya Perut sedikit Buncit itu dengan panggilan “Buncireung” kalau dalam Artikulasi Bahasa Sundanya “*Buncireung itu adalah Orang Yang Punya Perut Buncit”. “Ough,,kaget saya pak , saya datang dari jauh dan hendak ke sebuah tempat ,namun karena kelelahan maka saya mencoba duduk di tepi jalan ini pak,,karena ketika saya ikut berteduh di rumah-rumahnya orang-orang kampung ini , semuanya mengusir saya , dan ketika saya meminta air hanya untuk mengisi dan membasahai kerongkongan saya yang kehausan , sama sekali mereka para penduduk di daerah ini tidak ada yang memberikan barang setetes Air-pun pak,,,!” Bocah itu berbicara lantang kepada Orang yang bertanya itu. “Hahahahaha,,,,kenapa kau minta-minta hai buncireung ? di sini tidak ada yang ngasih apapun dengan gratis tauuu,,, kecuali kau punya uang , dan membeli Air untuk Minum itu baru kau dapat enak minum hai kau buncireung,,,!” Glek,,ludah Bocah itu tertelan semuanya ketika mendengar tawa dan keterangan orang yang barusan menghardiknya tersebut. Dengan badan yang lunglai , si Buncireung (Bocah) berjalan tertatih-tatih itu sampailah di tengah-tengah Kampung titik Lembah tersebut , karena Si Buncireung sangat kelelahan maka dia memberanikan diri untuk sekali lagi mengetuk sebuah Pintu Rumah yang amat sederhana di bandingkan dengan Rumah-rumah di sekelilingnya. “*Sampurasunuun,,,! (*Sebuah Ucapan Salam Bahasa Sunda Buhun), Si Buncireung mencoba mengetuk pintu rumah yang amat sederhana itu dengan ucapan salamnya , lalu dari dalam terdengar sahutan merdu dengan dialektika orang yang punya Tata Krama (etitut) yang amat tinggi , “Rampes,,,!! Mari masuk nak ,,ada apa gerangan yang bisa nenek bantu,,mari masuk silahkan buka pintunya ,,!” jawaban salam terdengar dan langsung mempersilahkan masuk dengan langgam suara yang merdu itu ternyata berasal dari suara seorang Nenek Tua Renta yang hidupnya sebatang kara . “Nek,,,! Terima kasih telah mempersilahkan saya yang sangat kelelahan dan kehausan ini ya nek,,! dan aku ke sini akan meminta minum dan makan nek,,!” Bocah itu seraya masuk menyeruak kedalam Rumah yang amat sederhana bangunannya itu. “Ooo,,mari duduk nak,,,dari mana kau nak,,ayo minumlah sepuasnya , dan kebetulan Nenek Punya makanan alakadarnya tuh sisa nasi dan tuh,,ada rebus singkong dan ubi yang nenek peroleh tadi pagi dari belakang Rumah Nenek ,,nak ayoo,,mari sayang ,,mari makan semuanya ,di sini nenek hidup sebatangkara dan tidak ada yang pernah ngasih apapun kepada Nenek nak,,nenek hanya mengandalkan taman umbi-umbi itu di tanah nenek yang hanya sejengkal itu namun , jangan segan –segan mari makan nak ,Tuhan kita maha dail nak,,ayoo nak,, Nampak badanmu lemah nak,,ayolah makan dan minum sepuasnya di rumah Nenekmu ini nak,,!” Nenek baik hati itu secepatnya menghadirkan Air Putih nan dingin yang berasal dari *Kendi di dapurnya yang kecil lalu si Buncireung Minum dengan tanpa basa-basi lagi , dan Air Minum yang hampir penuh di Kendi itu semuanya habis Terkuras, lalu tanpa basa-basi lagi si Buncireung menyantap Makanan yang di Sodorkan oleh Nenek Tua Renta itu dan perutnya yang Buncit itu semakin buncit karena semua makanan yang di Sodorkan habis di santapnya dengan lahap sampai habis tak tersisa barang sedikitpun. Nenek tua renta tersenyum simpul melihat seorang Bocah tamu rumahnya itu yang kini “Mungkin” telah pulih tenaganya lalu Nenek tua mencoba bertanya setelah kelihatan si Buncireung telah Rilex , “ Nak,,,! Darimana kau berasal,,? Hendak kemana kau nak,,,? “ Tanya Nenek Tua Renta yang hidup Sebatang kara itu. “Nek ,,,kau tak usah tahu darimana asalku , ternyata benar adanya bahwa Orang-orang penduduk lembah ini terkenal pelitnya , hanya kau lah , orang di daerah ini yang baik hati dan budiman , aku akan bilang padamu bahwa kau akan di bawa Ke Kahyiangan (Surga) sana , aku perintahkan kau sekarang juga cepatlah kau berkemas dan tinggalkan lembah ini karena sebentar lagi lembah ini akan aku tenggelamkan dengan banjir yang akan terjadi menghilangkan dan menguburkan semua warga yang punya kelakuan buruk itu , dan setelah nanti kau berada di ujung jalan akan di sediakan Kendaraan Bendi dengan Kuda-kudanya yang gagah , naiklah kau ke kuda itu secepatnya , kau akan di bawa Ke kerajaan Sanghiyang yang maha mulia di sana Oleh Tentara-tentara Kerajaan kami ,,!” Bocah itu berubah Suaranya dengan sangat berwibawa , lalu tanpa basa-basi lagi Nenek Renta berkemas menuruti ucapan Bocah itu , saking gaduhnya nenek Renta berkemas , para tetangga sang Nenek sempat kaget dan mencoba berkerumun mengelilingi Rumah Kecil Nenek itu , ”Nek,,,mau kemana kau , kenapa kau turuti ucapan anak Buncir itu ,,!” Salah Seorang Tetangga Nenek Renta bertanya , tak ada jawaban dari sang Nenek Renta dia lantas pergi menuruti kata-kata Bocah (si Buncireung) tersebut.

*********************************************************************

 Keluarlah Si Buncireung dari dalam Rumah Super sederhana tersebut , lalu di tengah Kerumunan Warga Lembah yang terkenal pada Pelit-pelit itu si Buncireung berbicara dengan suara lantang dan bergema ke seantero lembah , “ Hai penduduk lembah ini ,ketahuilah bahwa kelakuan kalian itu telah salah dan menyebabkan Nenek Renta itu tidak berdaya menghadapi hidup ,itu salah sebuah contohnya , namun hanya dialah yang akan selamat dari Bencana yang akan menimpa kalian semuanya sekarang juga , kalau kalian pada sombong dan masih mempertahankan Budaya Pelit yang kini telah menggejala maka aku tantang kalian , coba cabutlah Lidi pohon Kelapa itu di samping Rumahnya nenek itu ,,!” Bergema suara si Buncireung yang sebetulnya adalah seorang Utusan dari Kerajaan Sanghiyang Murba Wisesha untuk mengobsevasi kelakuan Warga Lembah tersebut. “hahahaha,,,siapa kau hai buncireung,,sombong sekali kau menantang kami , ayoo,,mana Lidi Kelapa itu? “ Warga lembah yang tadi mencoba menyapa Bocah itu menghampiri si buncireung yang berdiri di tengah-tengah kerumunan warga yang heran dengan kehadiran Bocah yang punya perut buncit itu , lalu serempak para warga lembah itu menertawai kehadiran Bocah itu , namun kejadian itu hanya sebentar si buncireung mencoba mendekat ke Lidi yang telah di tancapkan di pinggiran Rumah Nenek Tua Sebatang Kara yang kini telah pergi dengan di Jemput para Tentara kahyangan untuk di beri Tempat yang lebih layak di Kahyangan sana. “ Aku bilang pada kalian yang sombong dan pelit , aku akan cabut Lidi kelapa ini dan kalian akan menyesal dengan kelakuan kalian yang mempertahankan kelakuan yang terlaknat oleh Sanghyang (Tuhan) kita, kalian sangat pelit sekali tak ada sifat untuk Eling dan mencoba sayang terhadap tetangga dan lingkungan yang masih ada yang masih hidup kekurangan , kalian akan di tenggelamkan oleh Air Bah Besar yang sekarangpun akan menenggelamkan kalian semua,” Si Buncireung lantas mencabut Lidi Kelapa yang di tancapkan di pinggiran Rumah Nenek Renta itu , dan,,,,,,,! Ajaib ,,,dari bekas lubang tancapan Lidi Kelapa yang di tarik si Buncireung itu keluar air yang sangat Dahysat dan dari lubang lidi kelapa yang di cabut oleh si Buncireung itu kini jadi sebuah Danau yang sangat Luas , menenggelamkan lembah yang punya Budaya “jelek” (Terstruktur, Systematis & Masif*TSM,,ehemmm) yaitu punya kebiasaan Pelit dan tidak menyayangi kaum papa tidak berdaya .

***********************************************************************

Cerita legenda si Buncireung itu sengaja di sadur dengan versinya “Saya” sebagai kompasianer , namun legenda tersebut telah jadi Dongeng (yang melegenda) Turun temurun bagi Warga Di Sekitaran Desa Cibalanarik dan Warga Desa Cilolohan Kecamatan Tanjungjaya Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat , kini Lembah yang tenggelam itu berubah jadi danau Alamiah dan di Kelola oleh Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya , *Danau (*Situ Bahasa Sundanya) itu telah di beri nama Situ Sahyang , danau Indah yang penuh Cerita Mistis dari berbagai Misteri itu nyata adanya , dan kini bisa di pakai untuk melepas Penat dan bagi para “manusia” yang masih mempercayai ke-ajaiban Danau tersebut bisa datang kapan saja dan kini telah di kelola secara Profesional oleh Pemerintah Daerah kabupaten setempat dengan pengelolaan asset di serahkan kepada Dinas Terkait. Ketika penulis mencoba mengunjungi Situ Sahyang yang berada pada pengelolaan kerjasama Dua Desa (Desa Cilolohan dan Desa Sanghyang Kecamatan Tanjungjaya Kabupaten Tasikmalaya) sempat bertemu dan ngobrol dengan Kepala Desa Cilolohan Budi (40) (Desa Terdekat ke Situ Sanghyang). “Situ ini adalah sekarang jadi asset Pemkab Tasikmalaya , dan untuk pengelolaannya di bagi untuk Dua Desa yaitu desa kami (cilolohan) dan Desa Cibalanarik , mudah-mudahan Destinasi Wisata yang telah dilakukan oleh Disparbud Kabupaten Tasikmalaya pada waktu yang lalu , dapat dinikmati semuanya dan dapat menjadikan kesejahteraan bagi Warga desa kami,!” Ucap Kades Budi dengan nada pasti.

********************************************************************* *

Catatan; Bagi para peminat yang akan berkunjung ke tempat Wisata Situ Sanghyang “Yang Indah nan Asri” itu route Perjalanan gampang di tempuh , bila anda dari Arah Bandung bisa belok dari jalan raya Provinsi Jawa Barat (Singaparna-Garut) belok kanan dari Markas Kepolisian (Polres Tasikmalaya) Pemkab Tasikmalaya di Mangunreja , begitupun bila kendaraan anda masuk dari Wilayah Kota Tasikmalaya anda terus saja menyusuri jalan raya Singaparna-Garut ,lalu belok kiri di samping Kantor Polres Tasikmalaya , lurus dan ikuti arah petunjuk jalur yang mudah untuk di lalui kendaran jenis apapun , karena jalur jalan kini telah di buka dan nyaman karena telah di bangun jalan Hotmix yang lumayan “Enak” dilalui kendaraan.

sumber : www.kompasiana.com


lihat Juga :
                    
Sejarah Situ Gede Tasikmalaya
tes 








































































Rahasia Situ gede

No comments:

Post a Comment